Jika Anda pernah membaca beragam buku mengenai wawancara kerja,
Anda akan mendapati daftar pertanyaan dan jawaban saat wawancara kerja
untuk diingat dan dihafal. Namun, perlu Anda ketahui, bahwa wawancara
kerja bukanlah interogasi, melainkan sebuah percakapan. Untuk membuat
wawancara kerja selayaknya percakapan, Anda perlu mempersenjatai diri
dengan cerita-cerita kecil tentang kehidupan profesional dan personal
Anda.
Ketika Anda datang ke sebuah wawancara kerja, Anda perlu menanggalkan
rasa gugup di pintu depan. Hal terbaik untuk mempersiapkan diri adalah
dengan menjadi diri sendiri. Cara terbaik untuk menjadi diri sendiri
adalah dengan menceritakan kisah Anda sendiri. Ini akan semakin baik
untuk wawancara berdasarkan kompetensi yang belakangan ini makin banyak
dilakukan.
Dalam wawancara kerja tradisional, si pewawancara kerja akan
menanyakan pertanyaan yang memfokuskan kepada keahlian dan pengetahuan
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Wawancara kerja berbasis
kompetensi akan menyelami tentang diri Anda dengan menanyakan seputar
karakter dan atribut diri yang mencari kecocokkan antara Anda dan kultur
perusahaan. Hal ini disebut sebagai kompetensi sikap. Pewawancara kerja
yang menggunakan metode ini akan menggunakan setengah waktu saat
wawancara untuk menanyakan kemampuan dan setengahnya lagi mengenai
kompetensi sikap. Ia akan mencari bukti bagaimana sikap Anda selama ini.
Pewawancara kerja harus mencari tahu:
- Apakah Anda adalah aset atau beban untuk perusahaan? Dalam kata
lain, apakah Anda akan mencetak uang atau menyimpan uang untuk
perusahaan?
- Apakah Anda team player? Apakah Anda bisa masuk ke dalam hierarki perusahaan atau menjadi batu sandungan? Mampukah Anda menerima atau memberi perintah?
- Mungkinkah Anda masuk ke dalam kultur perusahaan? Mereka tak butuh seorang “putri”.
Salah satu cara terbarik untuk menjawab kebutuhan si pewawancara
tersebut, cobalah ambil inisiatif dan ceritakan kisah-kisah pribadi yang
bisa Anda ceritakan, kira-kira ambil waktu 30 – 90 detik untuk
masing-masing. Anda bisa memulai membangun cerita Anda lewat 7 area
berikut:
1. Saat Anda berhasil membuat atau menghemat uang perusahaan tempat Anda bekerja dulu.
2. Sebuah krisis diri yang Anda hadapi kala di pekerjaan lama, dan bagaimana Anda merespon atau berhasil melaluinya.
3. Cerita ketika Anda menjadi bagian dalam sebuah tim kerja dan apa kontribusi Anda.
4. Ketika Anda bekerja dan berhasil melewati stres.
5. Kisah ketika Anda berhasil memimpin sebuah proyek, atau kisah mengenai kemampuan Anda untuk menjadi seorang pimpinan.
6. Kegagalan yang terjadi di pekerjaan Anda dan bagaimana melewatinya.
7. Sebuah kejadian luar biasa yang terjadi selama karier dan mengakibatkan Anda harus mengubah haluan, dan betapa hal tersebut sudah mengubah Anda.
Sumber: careerbuilder